BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Refraktometer
adalah perangkat laboratorium atau lapangan untuk mengukur kadar atau
konsentrasi bahan terlarut seperti gula, garam, protein, dan lain-lain
berdasarkan pada pengukuran indeks bias cairan tersebut. Indeks bias adalah
perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam zat
tersebut. Percobaan ini dilakukan dengan tujuan menetapkan indeks bias suatu
zat cair dan larutan, dapat menggunakan nilai indeks bias dalam analisis
kuantitatif suatu larutan, serta mengidentifikasi pengaruh konsentrasi larutan
terhadap indeks bias zat tersebut. Metode yang dilakukan didasarkan pada
prinsip bahwa cahaya yang masuk melalui prisma, cahaya bisa melewati bidang
batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam
batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan gelas.
Dilihat dari indeks bias suatu zat cair, didapatkan urutan yaitu zat cair C
> B > E > A > D sedangkan dilihat dari densitas suatu zat cair
didapatkan urutan zat cair B > A > E > C > D. Perbedaan indeks bias
dari masing-masing zat disebabkan karena adanya perbedaan konsentrasi. Selain
konsentrasi, sudut kritis juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
indeks bias. Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan indeks bias yaitu
konsentrasi, kerapatan, sudut kritis, dan kecepatan cahaya.
Refraktometer Abbe adalah refraktometer
untuk mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan
indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan persentase padatan 0 sampai 95%, alat
untuk menentukan indeks bias minyak, lemak, gelas optis, larutan gula, dan
sebagainnya, indeks bias antara 1,300 dan 1,700.
1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui arti dari refraktometer.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis refractometer.
3. Untuk mengetahui prinsip kerja refraktometer ABBE.
BAB II
DASAR
TEORI
2.1 Kondisi Batas Dipermukaan
Refratories adalah bahan struktural yang digunakan pada suhu tinggi di
tungku industri . mereka disediakan mainl dalam bentuk batu bata ukuran standar
dan bentuk khusus . Pada permukaan yang tidak mengandung muatan dan arus.
Kondisi ini akan terbukti untuk cukup mendorong hukum lengkap refleksi dan
refraksi, pada kenyataannya kondisi di D dan B tindak dari yang lain. Dan tidak
diperlukan untuk derivasi. Kita akan menemukan bahwa secara umum kita tidak
bisa memuaskan mereka mendalilkan tiga gelombang pesawat terpisah tanpa insiden
dan gelombang tercermin dalam satu media, gelombang dibiaskan dalam media
lainnya. Dengan argumen seperti optik yang melibatkan hanya cocok untuk
gelombang diatas bidang di kedua sisi permukaan, kita dapat membuktikan hukum
sderhana dari refleksi dan refraksi bahwa kejadian dan refleksi adalah sama dan
hukum Snell’s ini bias. Kita bisa melihat lebih jauh dari ini, bagaimanapun,
dan menghitung intensitas gelombang dipantulkan dan dibiaskan , dan karena
koefisien refleksi diwujudkan dalam persamaan Fresnel ini. Pertama kami akan
membuktikan bahwa hukum refleksi dan refraksi, dan kemudian persamaan fresnel
ini. Kemudian kita akan mengambil dua kasus yang rumit, yang tidak dapat
ditangani oleh metode yang paling dasar dari refleksi internal total, dimana
ada gelombang eksponesial dampes dari jenis yang menarik dari media langka,
yang tidak menyebabkan aliran untuk melakukan menengah dan refleksi dan
refraksi oleh media seperti logam, dimana hukum Snellini tidak bias terus dalam
bentuk sederhana. Dalam semua diskusi ini, kita melihat banwa berlaku untuk
setiap bagian spektrum dengan validitas yang sama, terpanjang dari gelombang
elektromagnetik atau radio, melalui daerah tampak dengan sinar X dan sinar
gamma. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa indeks bias dan koefisien penyerapan
sinar dengan panjang gelombang. Dengan cara kita mengambil dalam bab
sebelumnya. Jumlah ini akan muncul sebagai konstanta dalam diskusi kita ini.
Bagaimanapun akan berurusan dengan seluruh gelombang monocbromatic dari panjang
gelombang yang pasti.
2.2 Hukum Refraksi
Mari kita berasumsi bahwa permukaan pemisahan adalah z =
0, dan bahwa media dengan negatif z memiliki konstanta µ, , dan bahwa
untu nilai-nilai positif memiliki µ,
, sesuai dengan
indeks bias dan penyerapan koefisien n, k, dan n’, k’. Biarkan gelombang
insiden berada di media dengan negatif z dan biarkan gelombang memiliki arah
cosinus l, m, n. Kem-
udian dalam media non absorbing, yang kita bahas dalam
bagian ini saja, memiliki faktor eksponensial adalah propagasi gelombang. Pada
prakteknya refraktometer akan ditera pada skala sesuai dengan penggunaannya.
Sebagai contoh refraktometer yang dipakai untuk mengukur konsentrasi larutan
gula akan ditera pada skala gula. Begitu juga dengan refraktometer untuk
larutan garam, protein dan lain-lain. (Cyril W. Lander, 1993)
Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam
udara dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk
identifikasi zat kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20oC
dan suhu tersebut harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat
mempengaruhi indeks bias. Harga indeks bias dinyatakan dalam farmakope
Indonesia edisi empat dinyatakan garis (D) cahaya natrium pada panjang
gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat dirancang untuk digunakan dengan
cahaya putih. Alat yang digunakan untuk mengukur indeks bias adalah refraktometer
ABBE. Untuk mencapai kestabilan, alat harus dikalibrasi dengan menggunakan plat
glass standart. Hukum pembiasan cahaya adalah sinar datang, sinar bias, dan
garis normal terletak pada satu bidang. Perbandingan sinus sudut datang dan
sinus sudut bias cahaya yang memasuki bidang batas dua medium yang berbeda
selalu bernilai tetap (konstant).
Banyak aplikasi dari refraktometer yang
dapat digunakan untuk penentuan konsentrasi dalam pengemban medium:
refraktometer tradisional untuk menentukan kadar gula untuk digunakan dalam
larutan air, penentuan saat panen anggur, mengukur gravitasi asli bir atau
memasak dalam produksi madu. Refraktometer juga digunakan dalam menentukan
konsentrasi asam di baterai. Demikian pula, ketika mengukur isi pendingin
glikol, atau salinitas air laut. Dalam bidang kedokteran, refraktometer dapat
digunakan untuk menentukan kandungan protein dalam urin. Faktor-faktor penting
yang harus diperhitungkan pada semua pengukuran refraksi ialah temperatur
cairan dan jarak gelombang cahaya yang dipergunakan untuk mengukur n. Pengaruh
temperatur terhadap indeks bias gelas adalah sangat kecil, tetapi cukup besar
terhadap cairan dan terhadap kebanyakan bahan plastik yang perlu diketahui indeksnya.Karena
pada suhu tinggi kerapatan optik suatu zat itu berkurang, indeks biasnya akan
berkurang. Pengukuran ini didasarkan pada prinsip bahwa cahaya yang masuk
melalui prisma cahaya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja
dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan
oleh sudut batas antara cairan dan gelas. Yang akan diamati adalah bidang
terang dan bidang gelap yang terpisah menurut garis yang jelas. Tempat
perbatasan ini tergantung pada indeks bias cairan dan gelas. Terjadinya
bidang batas antara gelap dan terang bila cahaya dijatuhkan pada prisma kerja
dengan berbagai sudut datang mulai dari 0o – 90o,
maka cahaya dibiaskan keluar dengan berbagai sudut yang besarnya berlainan
untuk setiap warna cahaya. Indeks bias pada medium didefinisikan sebagai
perbandingan antara kecepatan cahaya dalam ruang hampa dengan cepat
rambat cahaya pada suatu medium.
Indeks bias suatu zat adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara
dengan kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Pembiasan cahaya adalah pembelokan
cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda
indeks biasnya. Indeks bias mutlat suatu bahan adalah perbandingan
kecepatan cahaya diruang hampa dengan kecepatan cahaya dibahan tersebut. Indeks
bias relative medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan
indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama.
Pembiasan cahaya menyebabkan kedalam semu dan pemantulan sempurna. Pembiasan
cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena
melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Pembiasan cahaya dapat
terjadi dikarenakan perbedaan laju cahaya pada kedua medium. Laju cahaya pada
medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju cahaya pada medium
kurang rapat. Menurut Christian Huggeas (1629-1695) “perbandingan laju cahaya
ruag hampa dengan cahaya dalam suatu zat dinamakan indeks bias” Dalam
pembiasan, berlaku hukum snellius. Hukum snellius adalah rumusan matematika
yang memberikan hubungan antara sudut dating dan sudut bias pada cahaya atau
gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium isotopic berbeda,
seperti udara dan gelas. Hukum ini diambil dari matematika Belanda Willebrord
Snellius yang merupakan salah satu penemunya. Hukum ini juga dikenal sebagai
Hukum Dascartes atau Hukum Pembiasan Pada sekitar tahun 1621, ilmuwan Belanda
bernama Willebrord Snell (1591-1626) melakukan eksperimen untuk mencari
hubungan antara sudut datang dengan sudut bias. Hasil eksperimen ini dikenal
dengan nama Snell yang berbunyi :
1.
Sinar datang, sinar bias dan garis
normal terletak pada satu bidang datar.
2.
Hasil bagi sinus sudut dating dengan
sinus sudut bias merupakan bilangan tetap dan disebut indeks bias. (Mike Tooley, 1995)
Hukum pembiasan menyatakan bahwa ketika
sinar cahaya melewati dari satu medium ke medium lainnya. Sinus dari sudut insiden beruang raso
konstan untuk sinus dari sudut biasrasio ini dikenal sebagai index bias dari
satu medium ke medium lainnya dan dilambangkan dengan 1µ1.
Indeks bias material biasanya dinyatakan relatif terhadap vakum, atau udara
yang diambil sebagai 1. Bahkan diperlambat jika pesawat lewat ke media indeks
bias µ jika c kecepatan di udara maka
adalah kecepatan dalam medium.
Newton adalah orang yang pertama untuk
menunjukkan bahwa panjang gelombang cahay yang berbeda yang dibiaskan oleh
jumlah yang berbeda dan pada antar muka udara kaca menyimpang paling merah.
Mencerminkan dan permukaan pembiasan melengkung cahaya dapat fokus untuk
membentuk gambar. Dalam kasus cermin yang permukaannya adalah bagia dari
permukaan bola, persamaan yang berkaitan dari jarak objek cermin u, jarak gambar v,jari-jari mendatang kurva dari cermin, dan panjang fokus cermin f, jika 1/v + 1/u = 1/f = 2/r. Ada beberapa konvensi digunakan
dan salah satu tanda bahwa satu jarak cukup baik diukur dari cermin dan mereka
dianggap sebagai positif jika mereka berada di arah yang sama seperti yang dari
cahaya insiden da negatif jika mereka berada diarah yang berlawanan. Sebuah cermin
fokus cekung pada paralel cahaya untuk titik fokus didepannya sementara convex
cermin menyebabkan sinar menyimpang sehingga mereka muncul dari titik balik
itu. Menggunakan konvensi tanda diatas, panjang fokus cermin cekung adalah
negatif, sedangkan dari covex cermin positif.sistem cermin diberikan oleh
hubungan ukuran gambar/ukuran objek = v/u.
Pringsip
Kerja Refractometer ABBE
1.
Pringsip kerja Refractometer adalah
pembiasan, Dasar pembiasan adalah penyinaran yang menembus dua macam media
dengan kerapatan yang berbeda, Karena perbedaan kerapatan tersebut akan terjadi
perubahan arah sinar.
2.
Pringsip pengukuran dengan sinar yang
ditransmisikan sinar kasa/sumber sinar prisma sampel telescope
3.
Pringsip Kerja refractometer terdapat 3
bagian yaitu : Sampel, Prisma dan Papan Skala. Refractive index
prisma jauh lebih besar dibandingkan dengan sample.
4.
Jika sampel adalah larutan
berkonsentrasi rendah, maka sudut refraksi akan lebar. Sehingga di papan skala
sinar “a” akan jatuh pada skala rendah.
5.
Jika larutan sampel pekat, maka sudut
refraksi akan kecil. Sehingga di papan skala sinar “b” jatuh pada skala besar.
Cara
penggunaan Refractometer Abbe :
1. Lakukan Lensa
refractometer dibersihkan dari kotoron-kotoran dengan kapas yang telah dibasahi
dengan xylol.
2. Alirkan air melalui
refractometer agar alat berada pada suhu pembacaan ( suhu ini tidak boleh
berada lebih kecil/besar 2°C dari suhu pembanding).
3. Kemudian dicoba
mengukur indeks bias air suling terlebih dahulu.
4. Cairan yang
akan ditetapkan indeks biasnya diteteskan pada lensa prisma dengan pipet tetes.
5. Setelah
terlihat adanya perbedaan terang dan gelap, kemudian bacalah besarnya indeks
bias pada angka yang ditunjukan oleh skala. Setelah terlihat jelas adanya
perbedaan terang dan gelap pembacaan dilakukan beberapa kali dan setiap
pembacaan hanya boleh dilakukan apabila suhu dalam keadaan stabil.
6. Angka rata-rata
dari pembacaan adalah indeks bias bahan.
Persamaan ini menunjukkan hubungan antara jarak objek,
jarak dan jari-jari kelengkungan permukaan gambar untuk pembiasan pada
permukaan melengkung untuk menggunakan persamaan ini, u, v dan r ditugaskan positif atau negatif
ditugaskan berdasarkan aturan berikut :
a)
Untuk u dan v sebenarnya adalah
positif, virtual negatif.
b)
Untuk r, jika pusat kelengkungan di media padat, positif dan jika thr
dipusat kelengkungan adalah media kurang kompak, r adalah negatif.
c)
Perbedaanya diambil (ng – na)
sebagai positif yaitu ng – na.
Prinsip
kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi
cahaya. Seperti pada gambar dibawah ini, sebuah sedotan yang dicelupkan ke
dalam geals yang berisi air akan terlihat terbengkok. Pada gambar kedua sebuah
sedotan dielupkan ke dalam sebuah gelas yang berisi air gula. Terlihat sedotan
terbengkok lebih tajam. Hali ini terjadi karena adanya refraksi cahaya. Semakin
tinggi konsentrasi bahan terlarut maka sedotan akan semakin terlihat bengkok
secara proposional. Alat ini sangat mudah dalam penggunaan dan perawatannya. Untuk menjaga
keakuratan pembacaan dari refraktometer ini maka kita harus mengenal tiap
bagian-bagian dari alat ini. Indeks bias menurut pengertian fisis
adalah kemampuan cahaya merambat dalam suatu zat berdasarkan molekul-molekul
penyusun zat tersebut. Sedangkan berdasarkan persamaan matematis, indeks bias
adalah perbandingan cepat rambat cahaya di udara dengan cepat rambat cahaya
ketika melalui suatu zat.
Apabila seberkas cahaya jatuh pada permukaan air, sebagian dipantulkan (reflaksi) oleh permukaan, sebagian lagi dibiaskan (refraksi) masuk kedalam air. Pembiasan terjadi karena akibat perbedaan kecepatan rambat cahaya. Pembiasan merupakan pembelokan cahaya akibat merambat melalui 2 medium yang berbeda kerapatan optiknya. Untuk pembiasan diperlukan syarat-syarat, misalnya:
a. Cahaya yang datang melalui 2 medium yang berbeda kerapatan optiknya.
b. Cahaya yang datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas.
Apabila seberkas cahaya jatuh pada permukaan air, sebagian dipantulkan (reflaksi) oleh permukaan, sebagian lagi dibiaskan (refraksi) masuk kedalam air. Pembiasan terjadi karena akibat perbedaan kecepatan rambat cahaya. Pembiasan merupakan pembelokan cahaya akibat merambat melalui 2 medium yang berbeda kerapatan optiknya. Untuk pembiasan diperlukan syarat-syarat, misalnya:
a. Cahaya yang datang melalui 2 medium yang berbeda kerapatan optiknya.
b. Cahaya yang datang tidak tegak lurus terhadap bidang batas.
Sedangkan indeks bias relatif adalah
perbandingan laju cahaya dalam satu medium terhadap laju cahaya dalam medium
selanjutnya.
Prinsip
Kerja alat refraktometer adalah menggunakan prinsip pembiasan. Pembiasan adalah
penyinaran yang menembus dua macam media dengan kerapatan yang berbeda,. Karena
perbedaan kerapatan tersebut, akan terjadi perubahan arah sinar. Panjang
gelombang dari sinar tersebut adalah 589,3 ±0,3 nm, yang selaras dengan
garis-garis spektrum sinar natrium. Suhu referensi ialah 200C, kecuali untuk bahan
yang tidak berupa caiaran pada suhu ini, maka dapat digunkan pengukuran pada
suhu 250C atau 300C, tergantung pada cairan dari bahan
Pengukuran indeks bias dapat diguanakan
untuk menentukan kemurnian minyak. Penentuan indek bias ini dapat menentukan
dengan cepat terjadinya proses hidrogenisasi katalis, yaitu semakin panjang
rantai atom akrbon dan semakin banyak ikatan rangkap, maka indeks bias minyak
semakin besar. Alat
yang digunakan untuk penetapan index bias adalah “ABBE refractometer “ yang
dilengkapi alat pengukur suhu. Pada suhu 250C indeks bias
air suling = 1,3325 dan indeks bias etanol 80% bobot =1,3630.
Sinar yang keluar dari prisma amici
K1 ini akan berupa sinar monokromatik dan dapat kita lihat spektrum cahayanya,
yang berupa garis terang dan gelap pada lubang teleskop di bagian atas.
Sehingga, kita dapat menentukan indeks bias cairan (nd) dan harga drumer (d)
dengan membaca skala yang terlihat dari lubang teleskop tersebut. ( Pernantin Tarigan, 2003)
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 PERALATAN DAN BAHAN
3.1.1
Peralatan dan Fungsi
1.
Refraktometer
ABBE
Fungsi : Untuk mengukur indeks bias
dan konsentrasi larutan.
Terdiri dari :
a. Prisma gerak : untuk mengunci prisma diam.
b. Prisma diam : untuk meletakkan larutan.
c. Roda pengontrol : untuk mengontrol warna
d. Roda dispersi : untuk menunjukkan skala indeks bias.
e. Bola lampu 8 V : sebagai sumber cahaya.
f. Illuminator : sebagai
sumber tegangan untuk menghidupkan refraktometer
ABBE.
2. Teropong
Fungsi : untuk melihat skala konsentrasi dan indeks bias.
3. Pipet tetes
Fungsi : untuk mengambil sampel dari beaker glass.
4. Tissue
Fungsi : untuk membersihkan peralatan.
3.1.2 Bahan dan Fungsi
- Sirup pohon pinang
Fungsi
: sebagai sampel yang akan diukur indeks bias dan konsentrasinya.
- Susu indomilk coklat
Fungsi : sebagai sampel yang akan di ukur
indeks bias dan konsentrasinya.
- Susu
indomilk strawberry
Fungsi : sebagai sampel yang akan di ukur indeks bias dan
konsentrasinya.
- Scot emulsion
Fungsi : sebagai sampel yang akan di ukur indeks bias dan
konsentrasinya.
- Air tebu pangkal
Fungsi : sebagai sampel yang akan di ukur indeks bias dan
konsentrasinya.
- Air tebu tengah
Fungsi : sebagai sampel yang akan di ukur indeks bias dan
konsentrasinya.
- Air tebu ujung
Fungsi : sebagai sampel yang akan di ukur indeks bias dan
konsentrasinya.
3.2 PROSEDUR PERCOBAAN
- Siapkan semua peralatan dan bahan yang digunakan.
- Tuangkan sampel kedalam wadah yang disediakan.
- Lalu ambil sampel menggunakan pipet dan letakkan
setetes daitas teropong.
- Kemudian lihat dan atur warna menggunakan roda
pengontrol pada teropong.
- Setelah warnanya sesuai, catat hasilnya.
- Lakukan percobaan ini tiga kali pada setiap sampel yang sama.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
No
|
SAMPEL
|
N1
|
N2
|
N3
|
C1
|
C2
|
C3
|
1
|
Yakult
|
1,366
|
1,367
|
1,37
|
21
|
22
|
25
|
2
|
Susu
|
1,357
|
1,357
|
1,361
|
15
|
16
|
17,5
|
3
|
Scott’s emulsion
|
1,43
|
1,41
|
1,398
|
41
|
45
|
37
|
4
|
Sirup
|
1,348
|
1,35
|
1,352
|
10,5
|
11,5
|
11
|
5
|
Madu
|
1,485
|
1,482
|
1,574
|
76
|
76,5
|
73,5
|
Medan, 08 November
2016
Asisten, Praktikan,
(Lawmen
Maine Sipayung) (Meutia
Rahmah)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
- Refraktometer atau refractometer ABBE adalahsebuahalat yang biasa digunakan untukmengukur kadar/
konsentrasi bahan atau zat terlarut. Misalnya gula,
garam, protein dan sebagainya. Pengukurannya didasrkan atas prinsip bahwa
cahaya yang masuk melalui prisma cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara
cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas
tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan.
- empat
jenis refraktometer utama yaitu:
a.
Refraktometer genggam tradisional
(tradisional handheld refractometers).
b.
Refraktometer genggam digital (digital
handheld refractometers).
c.
Laboratorium atau refraktometer Abbe
(Abbe refraktometers).
d.
Refraktometer inline (inline process
refrakctometers).
- Prinsip
kerja refractometer ABBE
a.
Pringsip kerja Refractometer adalah pembiasan, dasar pembiasan adalah penyinaran yang menembus dua macam media dengan kerapatan yang berbeda, karena perbedaan kerapatan tersebut akan terjadi perubahan arahsinar.
b.
Pringsip pengukuran dengan sinar yang ditransmisikan sinarkasa/sumber sinarprisma sampel
telescope.
c.
Pringsip Kerjarefractometer terdapat 3 bagian yaitu :Sampel, Prisma dan PapanSkala.
Refractive index prisma jauh lebih besar dibandingkan dengan
sample.
d.
Jikasampe ladalah larutan berkonsentrasi rendah,
maka sudu trefraksi akanlebar. Sehingga di papan skala sinar “a” akanjatuh pada skala rendah.
e.
Jika larutan sampel pekat, maka sudut refraksi akan kecil. Sehingga di papan skalasinar
“b” jatuh pada skala besar.
5.2 SARAN
1. Sebaiknya
praktikan lebih teliti dalam
melakukan praktikum.
2. Sebaiknya
praktikan memahami prinsip kerja refractometer ABBE.
3. Sebaiknya
praktikan memahami teori terlebih dahulu sebelum praktikum
DFTAR PUSTAKA
Lander,
Cyril W. 1993. Power Electronics. McGraw-Hill Book Company : London
Halaman : 20-25
Tarigan,
Pernantin. 2006. Rangkaian Logika
Digital. USU Pers : Medan
Halaman : 21-35
Tooley,
Mike. 1995. Rangkaian Elektronika Prinsip
dan Aplikasi. Erlangga : Jakarta
Halaman : 119-128
Medan, 08 November 2016
Asisten Praktikan
(Lawmen
Maine Sipayung) (Meutia Rahmah)
A merit casino is a casino game that will make you rich!
BalasHapusIt is a great online casino and an 바카라 excellent way for players to enjoy a better gambling experience. The advantage of a merit 제왕카지노 casino is that deccasino